Tuesday, May 13, 2014

Vespa Kongo

Sleepscooter. Beberapa tahun terakhir, popularitas Vespa kembali naik khususnya di kalangan anak muda. Ya, sejak Piaggio Indonesia meluncurkan scooter matic, Vespa yang diproduksi sebelum tahun 80-an kembali naik popularitasnya seperti Super, Sprint, PTS, Special dll. Sederhana namun tetap berwibawa di jalan menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan anak muda jaman sekarang. Semakin banyak pula anak muda yang memakai Vespa untuk kegiatan sehari-hari mereka seperti sekolah, kuliah juga sebagai kendaraan menuju tempat kerja. Bentuk Vespa yang terkesan unik dan simpel juga menjadi faktor pendukung mengapa anak muda sekarang kembali tertarik dengan kendaraan "jadul" tersebut. 

Akhir-akhir ini pula isu Vespa Kongo kembali santer diperbincangkan para pecinta scooter baik yang sudah lama bergabung dengan dunia scooter maupun para pecinta Vespa yang dianggap baru, yang notabene adalah anak-anak mahasiswa. Hal tersebut memang tak bisa dipungkiri karena khususnya di Yogyakarta memang sudah banyak pula mahasiswa yang menggunakan Vespa sebagai kendaraan pribadinya menuju kampus. Tak jarang mereka memperbincangkan serba-serbi Vespa ketika bertemu dengan teman-teman lain sesama pecinta Vespa. Dan pembicaraan mengenai Vespa Kongo juga menjadi bahan menarik sebagai bahan pembicaraan bagi mereka. Nah, untuk itu sleepscooter juga ingin berbagi pengetahuannya kepada rekan-rekan mengenai Vespa Kongo.


Vespa Kongo merupakan penghargaan bagi Pasukan Garuda yang berhasil menjalankan misi perdamaian di Zaire atau Kongo pada tahun 1960-an. Beberapa sumber mengatakan bahwa Vespa 150 cc warna hijau adalah untuk tentara yang memiliki pangkat lebih tinggi, sedangkan 125 cc warna kuning dan biru untuk pasukan yang memiliki pangkat yang lebih rendah. Selain itu, disematkan pula identitas Vespa yang mengacu pada identitas tentara Pasukan Garuda tersebut, di stang kiri dengan bahan berbentuk oval terbuat dari kuningan dan piagam penghargaan yang menyertainya. Nah sejak saat itulah Vespa Kongo mulai ramai berlalu-lalang melintas di jalan-jalan di Indonesia. Masuknya Vespa Kongo di Indonesia saat itu juga berpengaruh pada penjualan Vespa di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, keberadaan Vespa Kongo mulai langka. Hal ini disebabkan karena terbatasnya Vespa Kongo yang masuk ke Indonesia mengalami kerusakan berat yang sangat sulit di untuk diperbaiki atau dijual oleh pemiliknya bahkan ada pula yang menduga sampai dijual ke luar negeri. Dan masih ada pula penyebab lain mengapa Vespa Kongo menjadi varian Vespa yang langka di Indonesia seperti tidak masuknya Vespa jenis ini melalui importir. Dengan kondisi tersebut Vespa jenis ini menjadi salah satu jenis Vespa yang paling di cari keberadaannya di Indonesia. Jenis ini bukan merupakan Vespa yang diproduksi di negara asal Vespa yaitu Italia melainkan diproduksi di Jerman. Vespa ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan Vespa yang dibuat di italia yaitu bahan untuk membuat bodi Vespa jenis ini terbuat dari plat baja dan bukan dari plat besi seperti jenis Vespa yang lain pada umumnya. 


Perkembangan Vespa di Jerman dimulai ketika Jacob Oswald Hoffmann bekerjasama dengan Piaggio Italia. Pada saat itu perusahaan J.O Hoffman mampu membuat sekitar 400 Vespa, namun karena kondisi perekonomian Jerman semakin lama semakin kacau akhirnya ia mengeluarkan ide untuk membuat Vespa Konigin yang terkesan lebih gagah. Namun berlangsungnya produksi Vespa Konigin tidaklah lama. Biaya pengembangan Konigin sangat mahal dan membahayakan kondisi keuangan Hoffmann. Akhirnya pada saat itulah Piaggio memutuskan untuk menghentikan kerjasamanya dengan perusahaan Hoffman pada tahun 1955 dan memilih bekerjasama dengan pengembang lain yang bernama Messerschmitt Co. Bersama Messerschmitt Co, Piaggio berhasil memproduksi Vespa GS dan Touren 150 Cc yang dikeluarkan pertama kali pada tahun 1955. Kerjasama ini berlanjut hingga tahun 1957. Kemudian berdirilah Vespa Vespa Augsburg GmbH, ini adalah kerjasama Piaggio dengan Martial Fane Organisation yang kemudian menghasilkan Vespa Augsburg GmbH 125 Cc yang pertama kali dikeluarkan pada tahun 1958.

Oke, dari situ kita bisa mulai bisa menebak-nebak, tipe apa sebenarnya Vespa Kongo itu?

Menurut penulusuran berdasarkan tahun keluaran BPKB Vespa Kongo keluar pada tahun 1958 hingga tahun 1963, hal ini sangat sinkron bila dikaitkan dengan selesainya tugas tentara perdamaian Garuda Indonesia di Kongo. Untuk periode ini, kerjasama antara Piaggio dengan Hoffmann tidak masuk hitungan karena pada tahun 1955 kerjasama tersebut telah bubar. Kerjasama kedua Piaggio di Jerman dengan Messerschmitt. Dari kerjasama ini keluarlah Vespa yang sering kita sebut GS Jerman dan 150 Touren yang merupakan versi asal Vespa Kongo, tetapi kerjasama tersebut juga tidak berlangsung lama karena pada tahun 1957 Piaggio dan Messerscmitt bubar juga. Namun pengembangan GS dan 150 Touren terus berlanjut, saat Piaggio kerjasama dengan Martial Fane Organization dengan mendirikan Vespa GmbH Augsburg tahun 1958 dari kerja sama ini kemudian lahir apa yang kita sebut Vespa Kongo.

Sumber: Berbagai sumber di internet maupun pembicaraan dengan para penggemar Vespa

Friday, May 9, 2014

Jogja Mods Mayday 2014

Sleepscooter (latepost). Bertajuk Underneath We Are All The Same, Jogjakarta Mods Mayday berhasil terselenggara dengan lancar dan meriah. Mengambil tempat start Taman Kuliner Condong Catur Yogyakarta rombongan partisipan rolling ke arah selatan menuju jalan Affandi. Banyak partisipan yang terlihat sangat antusias mengikuti rolling terbukti dengan banyaknya partisipan yang mengambil momen dengan berfoto pada saat mengikuti rolling. Tidak sedikit pula warga yang juga ingin mengabadikan momen tersebut. Dari jalan Affandi Gejayan, partisipan Djogjakarta Mods Mayday bergerak ke arah berat yaitu melewati jalan  depan kampus UNY sesampainya bundaran UGM  route rolling belok ke kiri melewati jalan Cik Di Tiro kemudian bergerak ke selatan  mengintari stadion Kridosono Yogyakarta. Dari arah stadion Kridosono partisipan Djogjakarta Mods Mayday bergerak ke arah jalan Malioboro melalui jembatan Kewek. Sesampainya di jalan Malioboro, terlihat banyak sekali warga lokal maupun wisatawan yang mengabadikan momen para partisipan. Mereka terlihat antusias melihat partisipan  Djogjakarta Mods Mayday rolling bersama. Dari arah jalan Malioboro, partisipan bergerak ke arah selatan sampai perempatan nol kilometer kota Yogyakarta. Kemudian bergerak ke arah barat melewati jalan K.H.A Dahlan hingga perempatan jalan R.E Martadinata bergerak ke arah utara melewati pasar Klithikan sampai jalan Kyai Mojo. Setelah itu  bergerak ke arah jalan Magelang dimana tempat finish Djogjakarta Mods Mayday berada yakni Liquid Cafe.